Jakarta
Presiden Mesir Mohamed Morsi mengecam film kontroversial 'Innocence of
Muslims' yang dinilainya menghina Nabi umat muslim. Namun dia juga
memperingatkan demonstran untuk tetap tenang dan tidak menggunakan
kekerasan menyusul bentrok di depan Kedutaan Besar AS di Kairo.
"Kami,
Mesir, menolak segala jenis penghinaan terhadap Nabi kita, saya
mengutuk semua yang menghina Nabi kita," kata Morsi dalam pernyataannya
yang disiarkan televisi setempat dan dilansir AFP, Kamis (13/9/2012).
Dalam
aksi protes di depan kantor Kedubes AS di Kairo, polisi menembakan gas
air mata untuk membubarkan kerumunan massa yang melempari dengan botol
dan batu.
Menurut Morsi, meski Mesir menolak terhadap film
kontroversial, adalah menjadi tugasnya untuk melindungi para 'tamu' dari
luar negeri.
"Saya meminta semua orang untuk mempertimbangkan,
tidak melanggar hukum Mesir, tidak melakukan penyerangan kedutaan,"
tegas Morsi.
Dia juga mengutuk penyerangan Kedutaan Besar AS di Benghazi, Libya, yang merenggut empat nyawa pejabat kedutaan.
"Kami mengutuk apa yang terjadi di Benghazi," ujarnya.
"Kita
semua tahu bahwa membunuh orang yang tidak bersalah bertentangan dalam
Islam. Kebebasan untuk berekspresi dan berdemonstrasi dijamin tanpa
merusak fasilitas pribadi dan publik, misi diplomatik atau kedutaan,"
tegasnya lagi.
Morsi menyatakan dirinya telah berbicara dengan
Presiden AS, Barack Obama terkait insiden penyerangan kantor kedutaan.
Dia berjanji akan melakukan langkah hukum bagi mereka yang ingin merusak
hubungan antara Mesir dan Amerika.
Usai bentrokan antara polisi
dan demonstran yang mayoritas remaja itu, pihak keamanan MEsir
mengerahkan kendaraan lapis baja di sekitar Kedutaan AS.
Dalam
bentrokan tersebut sebanyak 224 orang mengalam iluka-luka. Delapan
diantaranya harus dirujuk ke rumah sakit karena luka-luka yang diderita.
Selain di Mesir dan Libya, aksi protes terhadap 'Innocence of Muslim'
juga terjadi di luar kantor Kedubes AS di Maroko, Sudan dan Tunisia.
0 komentar:
Posting Komentar