27/09/12

Nina Nikicio & Ambisi Melebarkan Bisnis Fashion ke Dunia Internasional

imgJakarta - Nina Karina Nikicio, desainer muda berbakat yang terkenal dengan brand Nikicio ini memulai karir desainer karena ketertarikannya pada dunia seni. Walau awalnya sempat ingin menjadi pelukis, wanita yang akrab dengan sapaan Nina ini melanjutkan kuliahnya di jurusan Fashion Design, Lasalle College of the Arts, Singapura. Ia kemudian melanjutkan pendidikan Fashion Business di Lasalle International College, Jakarta.

Soal background pendidikan Nina sebagai desainer, sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun bagaimana kisahnya sampai ia bisa menjadi desainer lokal yang cukup ternama baik di Indonesia maupun Asia seperti sekarang ini?

Brand yang dinamakan dari nama belakanganya itu, mulai dibuat pada 2006 di Singapura. Awalnya Nina tak sendiri, ia memulai bisnis fashion pertamanya dengan tujuh orang teman, lima berasal dari Singapura, dan dua lainnya dari Indonesia. Bermula dengan showroom kecil, wanita kelahiran Jakarta ini mulai menjajakan karyanya. Setelah berjalan enam sampai tujuh bulan, wanita kelahiran 29 April 1985 itu melihat bisnisnya tersebut kurang berkembang.

"Penjualan tidak ada sama sekali. Dan itu mungkin karena berat ya, karena waktu itu nggak ada brand lokal Asia, Singapura juga sedikit sekali. Waktu itu kita di bombardir sama brand-brand ready-to-wear kayak Zara, Topshop, Miss Selfridge, yang lebih variatif dan harganya terjangkau," ujarnya saat berbincang dengan wolipop di Goods Dept, Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2012).

Pada 2007, Nina memutuskan kembali ke Jakarta untuk mencoba peruntungannya di negeri sendiri. Tanpa banyak modal, wanita yang hobi travelling itu hanya menjual produk lewat website dan bekerjasama dengan teman-temannya untuk jadi fotografer dan model produknya.

Usaha Nina untuk memasarkan karya tak hanya sampai di situ. Ia rela door-to-door menemui beberapa majalah fashion agar karyanya dipublikasikan dalam photo spread majalah. Wanita yang menggemari karya Jil sanders ini juga mulai memasarkan produknya di event fashion besar di Indonesia seperti Brightspot. Dia juga menaruh produk-produknya itu ke butik multibrand seperti Goods Dept.

Nina mengakui, pasar Indonesia khususnya untuk fashion sudah sangat besar. Namun ambisinya membuat ia berani melebarkan sayap ke dunia internasional. Beberapa negara seperti Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, Australia, Miami, dan Amsterdam pernah dimasukinya. Sayang karena umur brand Nikicio yang masih muda dan belum terlalu siap ekspansi ke luar negeri, penjualan tidak berjalan baik, sehingga Nina menarik kembali produknya di beberapa negara.

"Kalau menurut analisa aku sendiri sih kita belum ready. Karena kan orang indonesianya sendiri aja, belum 100% ke produk Indonesia gitu," jelas Nina yang dalam mendesain bisa terinspirasi dari banyak hal yang ditemuinya sehari-hari, mulai dari film sampai musik favorit.

Meskipun belum berhasil menjual karyanya di sejumlah negara, sampai saat ini Nina masih memasarkan produk-produknya di Singapura dan Kuala Lumpur. Dia menitipkan barang-barangnya itu di beberapa butik multibrand yang ada di dua negara itu.

Walau namanya sudah dikenal di Indonesia, Singapura dan Kuala Lumpur, Nina masih ingin mencoba peruntungannya lagi di negara Asia lain seperti Hong Kong dan Jepang. Rencana paling dekat saat ini adalah mencoba menjual produknya di Hong Kong karena profil pasar di sana mirip dengan Singapura, hanya saja lebih besar.

"Terus Jepang karena mereka open sama brand all over the world, ehmm Amerika agak susah tuh, Paris juga karena mereka maunya brand-brand dari negeri sendiri aja. Yah paling itulah deket-deket soalnya mereka lebih open minded," ungkapnya.

0 komentar:

Posting Komentar